Senin, 27 April 2015
Jadwal Ujian Nasional MTsN REJOSARI Tahun Ajaran 2014/2015
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
menyampaikan ralat sekaligus merilis secara resmi Jadwal Ujian Nasional
SMP/MTs Tahun Ajaran 2014/2015 yang diselenggarakan selama empat hari,
yaitu 4 sampai 7 Mei 2015.
Sebelumnya pihak Kemdikbud telah mempublikasikan jadwal ujian nasional SMP/MTs 2015 serta telah beredar di masyarakat melalui media massa. Pernyataan bahwa UN tingkat SMP/MTs digelar 4-6 Mei 2015, diralat menjadi 4 s.d. 7 Mei 2015.
Dalam jumpa persnya di Jakarta, Kamis 29 Januari, Nizam menyampaikan bahwa Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMP/MTs dan sederajat terdiri atas empat mata pelajaran. Sementara itu pengumuman hasil UN SMP/MTs dilakukan pada 10 Juni 2015.
Ujian Nasional tahun ini tidak lagi digunakan sebagai penentu kelulusan siswa. Kewenangan ini sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Menurutnya, otonomi penetapan kelulusan siswa menjadi hak sekolah karena selama tiga tahun menempuh pendidikan, guru mengamati dan menilai seluruh kompetensi siswa. Dari sanalah guru kemudian dapat menetapkan apakah siswa tersebut pantas lulus atau belum.
Meskipun sekolah yang sepenuhnya menentukan kelulusan siswa, namun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menetapkan nilai standar minimal kelulusan yang harus diacu oleh sekolah. Untuk dinyatakan lulus, siswa setidaknya memenuhi nilai 5,5 untuk setiap mata pelajaran dan rata-rata minimal 5,5. Ketentuan ini dituangkan dalam prosedur operasi standar (POS) yang disusun oleh BSNP.
“Nilai akhir itu ditetapkan dari gabungan antara nilai rapor dan nilai ujian sekolah. Nilai inilah yang menjadi syarat kelulusan siswa,” ujarnya.
Berikut kami sampaikan rincian jadwal ujian nasional SMP/MTs 2015, yang masih dimungkinkan berubah.
Sebelumnya pihak Kemdikbud telah mempublikasikan jadwal ujian nasional SMP/MTs 2015 serta telah beredar di masyarakat melalui media massa. Pernyataan bahwa UN tingkat SMP/MTs digelar 4-6 Mei 2015, diralat menjadi 4 s.d. 7 Mei 2015.
Dalam jumpa persnya di Jakarta, Kamis 29 Januari, Nizam menyampaikan bahwa Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMP/MTs dan sederajat terdiri atas empat mata pelajaran. Sementara itu pengumuman hasil UN SMP/MTs dilakukan pada 10 Juni 2015.
Ujian Nasional tahun ini tidak lagi digunakan sebagai penentu kelulusan siswa. Kewenangan ini sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Menurutnya, otonomi penetapan kelulusan siswa menjadi hak sekolah karena selama tiga tahun menempuh pendidikan, guru mengamati dan menilai seluruh kompetensi siswa. Dari sanalah guru kemudian dapat menetapkan apakah siswa tersebut pantas lulus atau belum.
Meskipun sekolah yang sepenuhnya menentukan kelulusan siswa, namun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menetapkan nilai standar minimal kelulusan yang harus diacu oleh sekolah. Untuk dinyatakan lulus, siswa setidaknya memenuhi nilai 5,5 untuk setiap mata pelajaran dan rata-rata minimal 5,5. Ketentuan ini dituangkan dalam prosedur operasi standar (POS) yang disusun oleh BSNP.
“Nilai akhir itu ditetapkan dari gabungan antara nilai rapor dan nilai ujian sekolah. Nilai inilah yang menjadi syarat kelulusan siswa,” ujarnya.
Berikut kami sampaikan rincian jadwal ujian nasional SMP/MTs 2015, yang masih dimungkinkan berubah.
Jadwal Ujian Nasional SMP/MTs | Tahun Ajaran 2014/2015
No. | Hari / Tanggal | Mata Pelajaran yang diujikan | Komposisi Soal |
---|---|---|---|
1 | Senin / 04 Mei 2015 | Bahasa Indonesia | 50 soal pilihan ganda |
2 | Selasa / 05 Mei 2015 | Matematika | 40 soal pilihan ganda |
3 | Rabu / 06 Mei 2015 | Bahasa Inggris | 50 soal pilihan ganda |
4 | Kamis / 07 Mei 2015 | Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) | 40 soal pilihan ganda |
Sebagaimana ditegaskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Nizam, bahwa soal ujian nasional (UN) tahun ini masih menggunakan model pilihan ganda. Penegasan ini dilakukan untuk mengklarifikasi pemberitaan di media massa yang menyebut bahwa soal UN tahun ini berbentuk esai.
Beliau menjelaskan, ke depan bentuk soal UN memang memungkinkan tidak hanya pilihan ganda, tetapi bisa lebih beragam. Namun kondisi ini hanya dapat dilakukan jika ujian yang diselenggarakan negara tersebut seluruhnya telah berbasis komputer (computer based test/CBT). "Jika menggunakan model (CBT) ini, maka bentuk soal bisa beragam, tidak hanya pilihan ganda, tetapi bisa juga, misalnya dalam bentuk mini esai, mengisi jawaban langsung, menjodohkan, memutar-mutar kalimat, dan lain-lain. Tapi ini masa depan. Tidak ada salahnya masa depan ini disampaikan, karena ini positif," ungkap Nizam.
Sumber:
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud.go.id)
Sabtu, 25 April 2015
Senin, 30 Maret 2015
Sabtu, 28 Maret 2015
Mengapa Anak-Anak Kita Lari ke Dunia Game?
BELAKANGAN ini, saya menerima banyak keluhan dari orang tua yang anaknya tergila-gila main game. Kalau dibiarkan, sehari mungkin bisa lebih dari enam jam. Sementara itu, mengerjakan PR atau belajar, sulitnya minta ampun.
Begitu pula ketika tiba waktunya untuk berangkat les, anak-anak
kehilangan semangat. Mereka memang berangkat, namun gairahnya redup.
Mereka pergi hanya untuk memenuhi keinginan orang tua.
Sebagian orang tua mengaitkan main game dengan kinerja anak-anak di sekolah. Katanya, akibat terlalu sering main game,
rapor anak-anaknya menjadi biasa-biasa saja. Mungkin bukan yang
terjelek, tetapi jelas bukan yang terbaik. Bukan juara pertama.
Bukan hanya itu, orang tua juga cemas atas kesehatan mata dan
obesitas. Memang, terlalu lama menatap layar komputer bisa berdampak
negatif terhadap kesehatan mata dan gerakan anak.Karena itu, banyak
orang tua yang melarang anak-anaknya bermain game atau membatasinya hanya pada hari-hari libur dan jumlah jamnya dibatasi.
Tetapi, tidak sedikit orang tua yang tidak peduli. Mereka membiarkan anak-anaknya bermain game seharian.
Alasannya, supaya anak-anak tidak mengganggu aktivitas orang tua yang
mungkin sedang asyik menonton TV, membaca buku atau koran, ngobrol, atau bekerja.
Kaya Apresiasi
Well, itulah kaitan dunia game dengan anak-anak dari sisi pandang orang tua. Namun, supaya fair, saya ajak Anda sebentar untuk melihat dunia game dari sisi pandang anak-anak.
Inilah pengamatan saya. Orang tua, ingatlah, game memberi anak-anak kita dunia yang sama sekali berbeda dengan dunia nyata. Dunia game bagi anak-anak kita sangat apresiatif.
Ketika anak kita bergabung dalam suatu game, mereka langsung
disambut dengan meriah. ’’Selamat datang. Inilah pahlawan yang akan
membebaskan bangsa kita dari cengkeraman makhluk jahat.’’ Begitu
sambutannya.
Lalu, anak-anak kita dibrifing dengan jelas tentang musuh-musuh yang
bakal mereka hadapi. Siapa saja mereka, apa saja kehebatannya, dan
sebagainya. Untuk menghadapi mereka, anak-anak kita juga dibekali
berbagai senjata ampuh dan amunisi lainnya. Pada usia muda itu, mereka
diperbolehkan memilih senjata atau perlengkapan lainnya yang sesuai
dengan kebutuhan. Semuanya canggih dan sangat imajinatif.
Perjalanan petualang pun segera dimulai. Anak-anak kita mulai
beraksi. Setiap berhasil menaklukkan lawan-lawan yang menghadang
sepanjang perjalanan, mereka akan dielu-elukan. Bahkan diapresiasi
dengan tambahan senjata atau perlengkapan yang lebih canggih.
Ketika gagal, anak-anak kita juga tidak dihukum atau dicaci maki.
Sebaliknya, malah dihidupkan kembali, disuruh mencoba lagi, coba lagi,
dan coba lagi. Sampai berhasil.
Lalu, ketika anak-anak kita berhasil mengalahkan, apresiasinya
sungguh luar biasa. Ada tepuk tangan yang gemuruh dengan pesta kembang
api. Anak-anak kita betul-betul disanjung sebagai pahlawan. Mereka pun
bisa bertemu para hero lainnya dalam pesta para juara yang
mempertontonkan kehebatan mereka.
Dunia Nyata
Itulah dunia game anak-anak kita. Sangat apresiatif. Bagaimana dengan dunia nyata yang mereka hadapi sehari-hari?
Selain instruksi gurunya yang satu arah dan sering tidak jelas,
ketika anak melaporkan bahwa nilai ulangannya jelek, orang tua dan guru
sering bereaksi berlebihan. Budaya pengajaran kita masih amat gemar
menghukum. Orang tua pun gemar menegur. Sebagian mungkin marah-marah.
Padahal, untuk melaporkan nilai ulangannya yang jelek, anak-anak
perlu membangkitkan keberanian. Mereka juga cemas akan menghadapi murka
orang tuanya.
Berbeda bukan dengan dunia game yang tidak mengenal hukuman?
Sebaliknya, anak-anak kita ditantang untuk mencoba lagi. Kalau gagal
lagi, coba lagi, coba lagi, dan coba lagi. Begitu terus sampai berhasil.
Lalu, bagaimana kalau nilai ulangan anak Anda bagus? Nilainya 100?
Apa yang Anda lakukan? Sebagian orang tua mungkin memuji, sebagian
lainnya hanya berdehem kecil, ’’Ehm, bagus.’’ Tetapi, anak-anak
kita jeli. Meskipun kita mengucapkan kata bagus, mereka bisa merasakan
tidak adanya ketulusan di situ. Lalu, di sekolah, mereka juga dikucilkan
dengan average students, dijadikan ancaman dan menjadi anak yang kurang gaul.
Sekali lagi, berbeda bukan dengan dunia game? Dengan nilai ulangan 100, kalau di dunia game, mungkin anak-anak kita sudah dielu-elukan.
Begitulah sejak kecil kita dibesarkan dan membesarkan anak-anak dalam
lingkungan yang miskin apresiasi. Alhasil, kita menjadi begitu sulit
memuji, tetapi sangat mudah mengkritik. Kita paling suka mencari-cari
kekurangan orang lain, tetapi sulit sekali untuk melihat kelebihannya.
Apalagi kalau orang lain itu adalah pesaing kita.
Itulah dunia nyata kita. Karena itu, tidak heran kalau sekarang kita
menyaksikan dunia sekitar kita yang sibuk bertengkar. Pemerintah dengan
DPR atau DPRD. Polisi dengan KPK. Hakim dengan jaksa. Satpol PP dengan
masyarakat. Semua serba berebut dan amat kekanak- kanakan. Meski
kompetensinya tidak bermutu, jabatan dipaksakan pada badannya. Dan
sebagainya. Melelahkan.(*)
Sumber : jawapos.com
Sumber : jawapos.com
10 RAHASIA SUKSES ORANG JEPANG ( SUDAH ADA DALAM AJARAN ISLAM TETAPI DITINGGALKAN)
Telah kita ketahui dan saksikan Negara Jepang adalah negara
maju yang sangat hebat dan berjaya. Namun gempa dan tsunami yang melanda
negeri matahari itu menghancurkan sebagian besar wilayah jepang yang
berdampak pada perekonomiannya. Akan tetapi sepertinya tidak perlu lama
bagi jepang agar bisa kembali menguasai perekonomian dunia, karena
Jepang dikenal memiliki rakyat yang sangat luar biasa ulet. Banyak
orang-orang sukses berasal dari Jepang.
Akan tetapi ternyata penyebab majunya mereka sudah diajarkan dalam
agama Islam jauh sebelum negara Jepang ada. Kita bisa berkaca kepada
sejarah, di mana belum ada dalam sejarah dunia, yang bisa menguasai
sepertiga dunia hanya dalam waktu 30 tahun. Itulah masa para Khalifah
Rasyidin. Kaum muslimin sendiri yang meninggalkan ajaran agama mereka sehingga inilah yang diberitakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِذَا
تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ
بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا
لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah, memegangi ekor-ekor
sapi [sibuk berternak, pent], dan menyenangi pertanian dan meninggalkan
jihad, niscaya Allah akan menimpakan pada kalian kehinaan, tidak akan mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian”.[1]
Berikut kita bahas, bahwa apa yang menjadi penyebab majunya mereka ternyata ada dalam ajaran Islam sejak dahulu.[2]
1.Malu
#“Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang.
Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual
sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke
dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri”
bagi para pemimpin yang terlibat korupsi atau merasa gagal menjalankan
tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang
bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Mereka malu
terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma
yang sudah menjadi kesepakatan umum.”#
Malu yang terpuji jelas adalah ajaran Islam. Bahkan jelas dan tegas
dari sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقًا وَخَلُقُ اْلإِسْلاَمِ الْـحَيَاءُ.
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْـرٍ.
“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.”[4]Dalam riwayat Muslim disebutkan,
اَلْـحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ.
“Malu itu kebaikan seluruhnya.”[5]]
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling pemalu. Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu anhu berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الْعَذْرَاءِ فِـيْ خِدْرِهَا.
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih pemalu daripada gadis yang dipingit di kamarnya.”[6]
2.Mandiri
#“Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Bahkan seorang
anak TK sudah harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento
(bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol
besar minuman yang menggantung di lehernya. Lepas SMA dan masuk bangku
kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.
Biasanya mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan
kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang
ke orang tua yang nantinya akan mereka kembalikan di bulan berikutnya.”#
Anjuran untuk berusaha sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain adalah ajaran agama Islam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأَنْ
يَأْخُذَ اََحَدُكُمْ اَحْبُلَهُ ثُمَّ يَاْتِى الْجَبَلَ فَيَاْتِىَ
بِحُزْمَةٍ مِنْ حَطَبٍ عَلَى ظَهْرِخِ فَيَبِيْعَهَا فَيَكُفَّ اللهُ
بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌلَهُ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ اَعْطَوْهُ اَوْ
مَنَعُوْهُ.
“Sesungguhnya, seorang di antara kalian membawa tali-talinya
dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di
punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutup kebutuhannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak”.[7]
Demikian juga nabi Dawud, seorang Raja besar, tetapi ia tetap makan dari hasil kerjanya yaitu mengolah besi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا
اَكَلَ اَحَدٌطَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ اَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ
يَدِْهِ, وَاِنَّ نَبِيَّّ اللهِ دَاوُدُ عَلَيْهِ السَّلامُ كَانَ
يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِْهِ.
“Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil
usahanya sendiri, sedang Nabi Daud Alaihissalam juga makan dari hasil
usahanya sendiri”.[8]
3. Pantang menyerah
#“Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan
banting dan pantang menyerah. Rentetan bencana terjadi di tahun 1945,
dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah
perangnya Jepang, dan ditambah dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo,
ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang
sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat
(shinkansen).
Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan
produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi
akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa
ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai
diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).”#
Semangat dan pantang menyerah!! Ini adalah ajaran Islam.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
احرص
على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجزن، وإن أصابك شيء فلا تقل لو أني فعلت
لكان كذا وكذا؛ ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان
“Bersemangatlah kamu terhadap apa-apa yang bermanfaat bagi kamu, dan mohonlah pertolongan pada Allah dan jangan merasa lemah (pantang menyerah).
Dan jika meminpamu sesuatu maka jangan katakan andaikata dulu saya
melakukan begini pasti akan begini dan begini, tetapi katakanlah semua
adalah takdir dari Allah dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi.”[9]
Ada tawakkal dalam ajaran Islam, lihat bagaimana motivasi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar
kita mencontoh burung dalam berusaha, burung tidak tahu pasti di mana
ia akan mendapat makanan, akan tetapi yang terpenting bagi burung adalah
ia berusaha keluar dan terbang mencari.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ
أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ
كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh
Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki.
Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali
sore harinya dalam keadaan kenyang.”[10]
“selalu ada Jalan”. ya, ini juga adalah ajaran Islam. Jika kita
berusaha dan tawakkal, maka kita akan medapat jalan keluar dari arah
yang tidak kita sangka-sangka.
Allah Ta’ala berfirman,
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (At-Thalaq: 3)
4.Loyalitas
#”Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan
tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan
Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan.”#
Dalam ajaran Islam seorang muslim diajarkan agar mematuhi persyaratan
yang telah mereka sepakati. Jika dalam suatu perusahan mereka bekerja,
maka mereka harus mematuhi persyaratan perusahaan yaitu harus
mencurahkan yang terbaik serta loyal dengan perusahaan teresebut selama
tidak melanggar batas syariat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
المُسْلِمُوْنَ عَلَى شُرُوطِهِمْ
“Umat Islam berkewajiban untuk senantiasa memenuhi persyaratan mereka.“[11]
5.Inovasi
#”Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai
kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam
bentuk yang diminati oleh masyarakat.’#
Islam juga mengajarkan agar kita mengembangkan Ilmu dan belajar
(bukan inovasi dalam urusan agama = bid’ah). Bahkan kedudukan orang yang
berilmu tinggi baik. Baik Ilmu dunia maupun akhirat.
Allah Ta’ala berfirman,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)
6. Kerja keras
#“Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja
keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun,
sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris
(1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680
jam/tahun).Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan
pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah
sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan
bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh
perusahaan.”#
Kerja keras juga Ajaran Islam. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam mengajarkan kita berlindung kepada Allah dari sifat malas,
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ
وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ
الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas,
rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan
kematian).”[12]
Bahkan kita harus bersegera dalam kebaikan untuk diri kita.
Allah Ta’ala berfirman,
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ
“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan”. (Al-Baqarah: 148)
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (Al-Imran:133)
7.Jaga tradisi, menghormati orang tua dan Ibu Rumah Tangga
#“Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang
kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah
untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta
maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari Anda naik
sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka jangan kaget kalau yang
kita tabrak malah yang minta maaf duluan.”#
Tentu saja tradisi yang baik yang dilestarikan. Tradisi yang sesuai
dengan nilai luhur dan ajaran Islam. Ajaran Islam juga melertarikan
tradisi yang baik. Sebagaimana tradisi orang Arab Jahiliyah yang
memuliakan tamu, menepati janji dan sumpah walaupun sumpah itu berat
sekali. Bahkan adat/tradisi bisa dijadikan patokan hukum dalam ajaran
Islam. Sebagaimana kaidah fiqhiyah.
العادة مجكمة
“Adat/tradisi dapat dijadikan patokan hukum”
Syaikh Doktor Muhammad Al-Burnu Hafizahullah
menjelaskan makna kaidah ini, “Bahwasanya adat manusia jika tidak
menyelisihi syari’at adalah hujjah dan dalil, wajib beramal dengan
konsekuensinya karena adat dapat dijadikan hukum”.[13]
Mengenai perempuan yang sudah menikah dan tidak bekerja (IRT), ini
juga ajaran utama agama Islam (Ibu rumah tangga bukan pekerjaan yang
sepele dan hina, akan tetapi adalah sebuah kehormatan dan butuh
pengorbanan yang akan melahirkan dan mendidik generasi terbaik).
لا تمنعوا نساءكم المساجد وبيوتهن خير لهن
“Janganlah kalian melarang istri-istri kalian pergi ke masjid-masjid, dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka”[14]
Mengenai menghormati orang tua. Jelas ini ajaran Islam. Bahkan digandengkan dengan ridha Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَضَىٰ
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا
فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا
كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ
رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa’ : 23-24)
8.Budaya baca
#“Jangan kaget kalau Anda datang ke Jepang dan masuk ke densha
(kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun
dewasa sedang membaca buku atau koran.Tidak peduli duduk atau berdiri,
banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca”#
Ayat yang pertama kali turun adalah perintah membaca. Ini adalah ajaran Islam.
Alla Ta’ala berfirman,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (Al-Alaq: 1)
Begitupula jika kita membaca teladan para ulama, misalnya syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah
yang membaca setiap hari 12 jam. Begitu juga ulama yang lain, ada yang
membaca sambil berjalan, hingga ia terperosok dalam lubang. Ada yang
membaca sampai ia tertidur dengan buku di atas wajahnya.
9 Hidup hemat
#“Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian.
Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang
kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, mungkin kita sedikit
heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada
sekitar jam 19:30, dan ternyata sebelum tutup itu pihak supermarket
memotong harga hingga setengahnya.”#
jelas ini ajaran islam, hemat dan berusaha qona’ah. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (hartanya), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Al-Furqan: 67)
10.Kerjasama kelompok
#”Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang
terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan,
biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut.
Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu
orang professor Amerika, namun 10 orang professor Amerika tidak akan
bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”.”#
Anjuran untuk bekerja sama adalah ajaran Islam. Saling membantu dalam kebaikan dan pahala.
Allah Ta’ala berfirman,
{وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ} [المائدة: 2]
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Qs. Al Maidah: 2.)
Syaikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah menafsirkan,
{وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى} أي: ليعن بعضكم بعضا على البر. وهو: اسم
جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه، من الأعمال الظاهرة والباطنة، من حقوق الله
وحقوق الآدميين.
“Hendaknya sebagian kalian menolong sebagian yang lain dalam al birr,
dan ia adalah sebuah kata yang mencakup setiap apa yang dicintai oleh
Allah dan diridha-Nya berupa amalan-amalan yang lahir dan batin dari
hak-hak Allah dan manusia.“[1]
Dan Allah memerintah kita agar bersatu dan bekerja sama,
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ
“Dan berpeganglah kalian dengan tali Allah seluruhnya, dan jangan bercerai-berai” (Ali ’Imran : 103)
Demikian, semoga bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa
shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Kamis, 26 Maret 2015
RELAWAN ASAL AMERIKA DI MTsN REJOSARI
RELAWAN ASAL AMERI DI MTsN REJOSARI
Relawan tersebut
bernama ERIN JO BRAKSMA
Lahir 1 agustus 1991di kota Bozeman Amerik, ERIN panggilan akrabnya ditrima dengan hangat di MTsN Rejosari 5 Junu 2014
Bersepeda menjadi rutinitas Erin dalam melakukan
kegiatan sekalipun menuju ke Madrasah. Lingkungan Madrasah yang harmonis
mendukung relawan penyuka tempe, sate ayam, dan nasi goreng.
MAU BACA SELENGKAPNYA ...?? :D
MAU BACA SELENGKAPNYA ...?? :D
Langganan:
Postingan (Atom)